Wajo Minta Pengolahan Batu Marmer tak Berhenti di Tahap Bahan Mentah

Rudy Sopa Berita 10 Juni 2025 15 kali Wajo Minta Pengolahan Batu Marmer tak Berhenti di Tahap Bahan Mentah Anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Alhidayat Wajo.

MERINDUDPRD.COM, AMBON - Anggota Komisi II DPRD Provinsi Maluku, Alhidayat Wajo mendorong, agar pemerintah daerah maupun pihak investor membangun pabrik pengolahan batu marmer di Maluku.

Pasalnya, pengambilan bahan baku batu marmer mulai dilakukan di Desa Hulung, Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Dia berharap, pengolahan batu marmer tidak boleh berhenti pada tahap bahan mentah. Tetapi harus diproses menjadi barang setengah jadi sebelum keluar dari Maluku.

“Kalau kita bicara hilirisasi, maka pengolahan bahan baku seperti batu marmer ini harus dilakukan di sini. Jangan sampai bahan bakunya diambil dari Maluku, lalu pabrik pengolahannya justru di Surabaya,” tegas Alhidayat, saat dihubungi dari Ambon, Selasa (10/6/2025).

Menurutnya, pembangunan pabrik pengolahan batu marmer di Maluku akan berdampak positif, yaitu menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran. 

Hilirisasi, kata dia, bukan hanya wacana nasional, tetapi juga harus dapat diimplementasikan di daerah.

Ia pun menyentil rencana besar pengembangan Blok Masela, yang juga harus menyertakan kepentingan lokal, termasuk penyerapan tenaga kerja dan dampak ekonominya.

Pembangunan pabrik pengolahan marmer di SBB, kata Wajo, akan memberikan manfaat besar, khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal.

“Kalau pabriknya dibangun di SBB, otomatis penyerapan tenaga kerja dari daerah sekitar akan meningkat signifikan. Ini juga akan mengurangi angka pengangguran,” katanya.

Maluku memiliki potensi batu marmer berkualitas tinggi yang belum tergarap maksimal. 

Sejumlah survei geologi mengungkap, kawasan SBB menyimpan cadangan marmer dalam jumlah besar dan dengan kualitas yang bisa bersaing secara nasional.

Namun, lanjut dia, tanpa fasilitas pengolahan lokal, nilai tambah komoditas ini akan tetap dinikmati oleh daerah lain. Ia mendesak pemerintah daerah agar jeli melihat peluang ini dan menjalin komunikasi serius dengan investor.

“Pemerintah daerah harus aktif. Jangan pasif menunggu. Harus ada langkah konkret bicara dengan investor, agar pabriknya dibangun di sini, bukan di luar daerah. Kalau semua dikerjakan di luar, lalu apa yang kita dapat?” pungkasnya. 


Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin